Minggu, 05 Desember 2010

Keutamaan dan Amalan di Bulan Muharram

SUDAH menjadi keharusan bagi setiap kaum muslimin dimanapun berada untuk memperingati 1 Muharram yang pada tahun ini (1432 Hijriyah) jatuh pada tanggal 7 Deseber 2010 sebagai tahun baru Islam. Sebab, dewasa ini kesadaran kaum muslim untuk memperingati tahun baru Hijriyah masih belum optimal, bahkan seringkali dilupakan orang, sehingga bertepatan dengan tahun baru hijriyah sering terlewati begitu saja.
Patut disyukuri bahwa Allah SWT menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui pergantian waktu yang begitu konsisten dan berkesinambungan. Diantara hikmah yang dapat dipetik dari keagungan ciptaan Allah itu adalah diciptakannya siang dan malam, hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun yang kesemuanya akan memberi makna bagi perjalanan hidup manusia.
Sebagaimana Firman Allah Ta`ala: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu. Dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah kami tegakkan dengan jelas.”  (Al-Isra: 12)
Sungguh besar karunia Allah yang telah diberikan kepada hamba-Nya, selain menjadikan matahari sebagai titik tolak dalam mengetahui pergantian musim dalam setiap tahunnya. Juga dijadikannya bulan sebagai perhitungan waktu di mana Allah menjadikan setiap tahun berisi 12 bulan.
Firman Allah: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (At-Taubah: 36)
Diantara kedua belas bulan yang kita kenal seperti diterangkan dalam ayat ini, yaitu Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’uts Tsani, Jumadil Awwal, Jumadi Ats-Tsani, Rajab, Sya’ban, Ramadlan, Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Adapun yang dimaksud dengan empat bulan haram adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
Sejarah Tahun Baru Islam
Pola penghitungan bulan dan tahun dalam Islam dibuktikan dengan adanya perintah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada shahabatnya untuk melihat hilal dalam menentukan bulan Ramadlan dan Syawal. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, beliau mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah. Namun bila mendung menghalangi kalian, perkiraan baginya.” (HR. Muttafaqun `alaihi)
Sedangkan awal penentuan tahun Islami, dimulai pada jaman khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab radliyallahu `anhu beliau mengumpulkan para ahli untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islami. Hal ini terjadi kurang lebih pada 16 H atau 17 H. maka sempat muncul berbagai pendapat, di antaranya: 1) Dihitung dari kelahiran Rasulullah. 2) Dihitung dari kematian beliau. 3) Dihitung dari hijrahnya beliau. 4) Dihitung sejak kerasulan beliau.
Berbagai pendapat itu kemudian disimpulkan dan diputuskan oleh Amirul Mukminin bahwa dimulainya perhitungan tahun Islami adalah dari hijrahnya Rasulullah SAW karena sejak disyariatkannya hijrah, Allah Ta`ala memilah antara yang haq dan yang bathil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.
Agaknya perdebatan kembali muncul, setelah ditentukannya awal perhitungan tahun Islam. Silang pendapat untuk menentukan bulan apa yang dipakai sebagai pemula tahun baru lalu mencuat. Berbagai pependapat lalu dilontarkan, ada yang usul Rabi’ul Awwal karena di waktu itu dimulai perintah hijrah dari Makkah ke Madinah. Usul lain memilih bulan Ramadlan karena di bulan itu diturunkannya Al-Qur’an.
Perdebatan kemudian berakhir setelah sebagian besar dari kalangan shahabat seperti Umar, Utsman dan Ali radliyallahu `anhum `ajma`in sepakat bahwa tahun baru Islami dimulai dari bulan Muharram. Kenapa? Alasannya pada bulan itu banyak hal-hal atau aktifitas yang diharamkan di antaranya tidak boleh mengadakan peperangan. Kecuali dalam keadaan diserang maka diperbolehkan melawannya.
Sebagaimana firman Allah: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan; dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah:191)
Mengapa dikatakan Muharram sebagai bulan haram? Didasarkan pada ayat lain dimana Allah juga berfirman: “Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berserta orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 194)
Istilah lain yang berkembang kemudian, berdasarkan kalender yang menyebar tertulis istilah Muharram ini dengan As-syura. Darimanakah kata ini mula-mula diambil? Berbagai pendapat lalu muncul, sebagian besar berpendapat kata Asyura berasal dari kata Asyir yang artinya kesepuluh (hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Ibnu Abbas radliyallahu `anhuma bahwasanya ”Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam puasa di hari Asyura (kesepuluh) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari 4 / 214, Muslim 1130, Abu Dawud 2444)
Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu, dia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: “Puasa yang paling utama setelah ramadlan adalah bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardlu adalah shalat malam.” (HR. Muslim 3 / 169, Abu Dawud 2429, Tirmidzi 1 / 143, Ad-Darimi 2 / 21, Ibnu Majah 1742, Al-Baihaqi 4 / 291, Ahmad 2 / 303)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radliyallahu `anhu bahwa beliau Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab: “Menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu.” (HR. Muslim 1162) Dan dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Puasa Asyura aku harapkan agar menghapus dosa-dosa tahun yang lalu.” (HR. Muslim 3 / 167, Abu Dawud 2425, Al-Baihaqi 4 / 286, Ahmad  5 / 295)
Amalan di Bulan Muharram
Keutamaan berpuasa di bulan Muharram oleh para ulama telah disepakati, namun terdapat silang pendapat di antara mereka tentang hukum dan waktunya. Ada sebagian pendapat yang mengatakan wajib, tetapi jumhur ulama berpendapat hukumnya adalah sunnah. Demikian pula tentang waktunya mereka bersilang pendapat. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
  • Hari yang kesepuluh saja. Berdasarkan dlahir hadits-hadits yang telah lewat penyebutannya.
  • Hari kesembilan dan kesepuluh. Berdasarkan penggabungan dua hadits yang insya Allah akan datang uraiannya.
  • Hari yang kesembilan dan kesepuluh atau hari yang kesepuluh dan kesebelas, berdasarkan dalil-dalil yang menerangkan diwajibkannya untuk menyelisihi Ahlul Kitab.
  • Hari yang kesembilan saja. Berdasarkan hadits-hadits Ibnu Abbas radliyallahu `anhuma bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun mendatang, aku akan berpuasa di hari yang kesembilan.” (HR. Muslim 1134)
Diantara pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat kedua yang menyatakan disyariatkannya puasa di bulan Muharram di hari yang kesembilan dan kesepuluh. Pendapat ini yang dianut kebanyakan para ulama, seperti: Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Ibnul Qayyim dan lain-lain dari selain mereka. Hal ini berdasarkan pemaduan hadits-hadits yang dlahirnya Rasulullah melakukan puasa di hari kesepuluh sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Abu Qatadah yang telah lewat, dengan hadits yang dlahirnya bahwa beliau berniat untuk berpuasa di hari yang kesembilan sebagaimana hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Sementara di antara keutamaan lain yang terkandung di bulan Muharram adalah sebagai berikut: Dosa yang dilakukan pada bulan-bulan yang dimuliakan tersebut lebih dahsyat dari bulan-bulan selainnya. Dan begitu juga sebaliknya bahwa pahala amal shalih begitu besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Janganlah kalian mendzalimi diri-diri kalian di dalamnya -bulan-bulan tersebut- (QS. at-Taubah: 36)
Berkata Ibnu Katsir: “Di bulan-bulan yang Allah tetapkan di dalam setahun kemudian Allah khususkan dari bulan-bulan tersebut empat bulan, yang Allah menjadikan sebagai bulan-bulan yang mulia dan mengagungkan kemulyaaannya, dan menetapkan perbuatan dosa di dalamnya sangat besar, begitu pula dengan amal shalih pahalanya begitu besar.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada QS. at-Taubah:36)
Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya berpuasa pada tanggal 10 Muharram (puasa ‘Asyura).
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.” (HR. Muslim) dan di dalam hadits yang lain beliau juga bersabda, “Puasa ‘Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).
Ibnu Abbas berkata. “Tidaklah aku melihat Rasulullah lebih menjaga puasa pada hari yang diutamakannya dari hari yang lain kecuali hari ini, yaitu ‘Asyura.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib).
Sedangkan diantara amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut: Tidak berbuat dzalim pada bulan ini, baik yang kecil maupun yang besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “…maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.” (QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim.”  (ash-Shahihah, no. 915).
Demikian tulisan yang bisa kami sajikan dan disarikan dari berbagai sumber. Semoga Allah SWT memberikan karunia dan rahmat kepada kita sehingga tergolong sebagai orang-orang yang bertaqwa, beriman dan bersyukur yang semata-mata mengharapkan ridha Allah dengan memberikan ampunan dan pahala yang besar. Amin

Amalan Muharam dari 1-10 (9-19 Januari)

Bulan ini adalah bulan kesedihan Ahlulbait as dan pecinta mereka. Imam Ali Ridha as berkata, “Ketika bulan Muharam tiba, tidak seorang pun melihat ayahku tertawa. Hari-hari dilalui dengan sedih sampai hari kesepuluh. Ketika hari kesepuluh tiba, yaitu hari musibah, kesedihan dan hari tangis beliau semakin memuncak. Beliau bersabda, “Hari ini adalah hari dibunuhnya Husain as.”


Malam pertama
Pada malam ini dianjurkan melakukan ibadah-ibadah sebagai berikut:
1. Salat seratus rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan al-Ikhlas.
2. Salat dua rakaat, rakaat pertama membaca Fatihah dan Surat al-An’am dan rakaat kedua membaca Fatihah dan Yasin.
3. Salat dua rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan Qulhuwallahu Ahad sebelas kali.
Hari pertama
Awal Muharam adalah awal tahun. Ada dua amalan di dalamnya:
4. Berpuasa. Dalam riwayat Rayyan bin Syabib, Imam Ali Ridha as berkata, “Sesiapa berpuasa pada hari ini dan berdoa kepada Allah, maka dia akan mendapati doanya seperti diterimanya doa Nabi Zakariya as.”
5. Dinukil dari Imam Ali Ridha as bahwasa Rasulullah saw pada hari pertama bulan Muharam melakukan salat dua rakaat dan membaca doa berikut ini tiga kali setelah salat:
Ya Allah, Tuhan Yang Mahakadim, inilah tahun baru, aku memohon suaka-Mu dari kejahatan setan, kekuatan untuk menahan hawa nafsu yang menyeretku kepada kejelekan, sibuk dengan aktivitas yang mendekatkan diriku kepada-Mu. Wahai Zat Yang Maha Pemurah dan Pemilik kemuliaan. Wahai Sandaran orang yang tidak memiliki sandaran. Wahai Simpanan orang yang tidak memiliki simpanan, wahai Pelindung orang yang tidak memiliki perlindungan. Wahai Penolong orang yang tidak memiliki penolong, wahai Pegangan orang yang tidak memiliki pegangan. Wahai Permata orang yang tidak memiliki permata. Wahai Zat yang baik ujiannya. Wahai Zat yang besar harapannya. Wahai Zat Pemulia orang-orang lemah. Wahai Penyelamat orang yang tenggelam. Wahai Penyelamat orang-orang yang celaka. Wahai Pemberi karunia. Wahai Zat Yang Mahaindah, Pemurah dan Baik. Engkau adalah Zat yang memunculkan gelapnya malam, gemerlapnya siang, cahaya bulan, sinar matahari, suara air dan suara pohon yang bersujud kepadamu. Ya Allah tiada sekutu bagimu!
Ya Allah jagalah kami dari prasangka mereka, ampunilah kami dari apa-apa yang mereka tidak ketahui dan jangan siksa kami karena ucapan mereka. Cukuplah bagiku Allah yang tiada tuhan selain-Nya, kepada-Nya kami bertawakal, Dialah Tuhan Arsy Yang Agung. Kami beriman kepada semua yang datang dari Tuhan kami. Tidak ingat kepada-Nya, kecuali orang-orang yang berakal. Ya Allah, jangan sesatkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk. Anugerahkanlah rahmat-Mu kepada kami, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.
Hari ketiga
Inilah hari dibebaskannya Nabi Yusuf as dari penjara. Sesiapa yang berpuasa pada hari ini, Allah Swt akan mempermudah urusannya dan menghilangkan kesedihannya. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa doa-doanya dikabulkan.
Hari kesembilan
Inilah yang dikenal dengan ‘Hari Tâsû’a’. Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Hari Tâsû’a adalah hari dimana Imam Husain as dan shahabat-shabat beliau dikepung di Karbala. Pasukan Syam berkumpul untuk memerangi beliau. Anak Marjanah dan Umar bin Saad bersuka ria bersama pasukan Syam yang kuat untuk menghadapai Imam Husain as dan shahabatnya. Mereka yakin bahwa tidak akan ada penolong Imam Husain as dan penduduk Irak tidak akan membantunya. Oh… Ayahku yang lemah dan terasing.”

Malam kesepuluh

Inilah malam duka terbesar dalam sejarah umat Islam yang dikenal dengan Asyura. Banyak amalan dan ibadah yang dianjurkan pada malam ini. Salah satunya adalah melakukan salat seratus rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan tiga kali surah al-Ikhlash dan setelah selesai membaca doa ini sebanyak tujuh puluh kali:
Mahasuci Allah, segala sesuatu bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, tidak ada kekuatan kecuali dari Allah Yang Mahatinggi.
Juga dianjurkan membaca al-‘Aliyyu al-Azhîm, membaca istighfar. Amalan lain yang dianjutkan adalah
1. Salat empat rakaat di akhir malam, setiap rakaat setelah Fatihah membaca 10 kali ayat Kursi, al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas.
2. Seusai salam dianjurkan membaca surah al-Ikhlash 100 kali
3. Salat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan lima puluh kali al-Ikhlash

Hari kesepuluh

Adalah hari syahidnya Abu Abdillah al-Husain as, hari musibah dan kesedihan para imam suci as beserta pecinta mereka. Selayaknya bagi pecinta mereka meninggalkan urusan dunia pada hari ini, tidak menyimpan harta di rumahnya, bersedih, menangis, melakukan aza’ untuk Imam Husain as seperti aza’ yang mereka lakukan untuk anak dan keluarga mereka yang sangat dicintai. Berziarah kepada Imam Husain as dengan ziarah Asyura yang akan disertakan kelak, Insya Allah. Melaknat para pembunuh beliau. Kemudian mengucapkan ta’ziyah berikut ini:
Semoga Allah membalas kami karena berduka atas musibah Imam Husain as dan menjadikan kami dan kalian penuntut darah beliau bersama wali-Nya, Imam Mahdi dari kelurga Muhammad as.
Selayaknya hari ini membaca sejarah terbunuhnya Imam Husain as dan memberitahukan kepada orang lain kesedihan beliau. Ketika Nabi Musa as diperintahkan untuk bertemu dengan Nabi Khidir as untuk belajar, pertama kali yang beliau sampaikan kepada Nabi Musa as adalah musibah dan bencana yang menimpa keluarga Muhammad as. Keduanya menangis tersedu-sedu.
Ibnu Abbas berkata, “Aku bertemu dengan Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib as di Dzi Qar, beliau mengeluarkan shahifah yang ditulis dengan tulisan tangannya yang dicatat dari ujaran Rasulullah saw. Beliau membacanya untukku, ternyata tulisan itu adalah sejarah terbunuhnya Imam Husain as (maqtal) yang menceritakan bagaimana beliau dibunuh, siapa pembunuhnya, siapa penolongnya dan siapa yang syahid bersamanya. Beliau menangis terharu. Aku pun menangis.”
Ibnu Abbas berkata, “Seandainya di sini ada tempat untuk menulis sekilas dari sejarah tadi, aku akan menulisnya. Namun, tempat ini tidak mencukupi.”
Sesiapa yang bisa hadir pada hari ini di makam Imam Husain as dan memberi air kepada orang lain, ibarat orang yang memberi minum kepada tentara-tentara beliau dan hadir bersama beliau di Padang Karbala.
Dianjurkan pula membaca seribu kali surah al-Ikhlash hari ini karena mengandung keutamaan yang sangat besar.[]

Sabtu, 20 November 2010

Tradisi Halal Bi Halal dan Kupatan

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadlan. Banyak pelajaran yang dapat dipetik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang, baik berupa pelajaran hukum, hikmah, faidah ataupun tentang fadhilah. Sekarang, di hari raya ‘Iidul Fitri ini kita pantas berbangga hati dan bergembira karena momentum kemenangan dan maghfiroh dari Allah SWT, sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:
اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ .
 “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya, maka Allah pun berkata, ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan kebaikan dan meminta balasannya, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata: ‘Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.”
Namun, dosa-dosa yang diampuni itu hanya yang berhubungan langsung dengan Allah. Terus bagaimana dengan dosa-dosa yang berkaitan dengan sesama kita. Dimana dalam hal ini, ampunan Allah bergantung pada pemaafan masing-masing yang bersangkutan?. Bermula dari keprihatinan ini, timbul tradisi HALAL BI HALAL, sebuah tradisi hasil kreatifitas manusia dalam memahami pesan-pesan yang terkandung dalam ajaran agamanya. Tradisi silaturrahmi dan saling memaafkan antarsesama adalah sesuatu yang sangat indah, sebuah proses pembelajaran untuk menyadari kesalahan dan bisa memaafkan kesalahan orang lain.
Tradisi Saling memaafkan atau Halal bi Halal ini, awalnya hanya ada di negara Indonesia, kemudian di adopsi oleh negara-negara serumpun melayu. Secara konsep, istilah dan kegiatan Halal bi Halal ini tidak muncul dengan tegas dari al-Qur’an dan al-Hadits. Namun, jika dilihat dari roh kegiatannya, al-Qur’an dan al-Hadits memang memberikan landasan untuk itu. Selain muatan shodaqoh dan silaturrahmi yang ada didalamnya sangat mencerminkan corak keislaman dari tradsi ini, setidaknya ada isyarat dari surat Ali ‘Imron ayat 134-135, yang memerintahkan pelaku kesalahan, agar menyadari kesalahannya, kemudian memohon ampun atas kesalahannya dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Tradisi Halal bi Halal yang sarat dengan pesan-pesan indah dan islami ini, menjadi semakin berma’na tatkala disusuli dengan puasa enam hari, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Barang siapa yang puasa Ramadlan, kemudian di ikuti dengan puasa enam hari pada bulan syawal, maka dia seperti puasa satu tahun. (HR. Muslim). Lalu di tutup dengan tradisi KUPATAN di beberapa daerah di Indonesia, dimana dalam tradisi ini, hamper setiap warga membuat makanan kupat, lalu mereka saling bersilaturrahmi dan bertukar makanan untuk saling mencicipi. Indah sekali melihat masyarakat guyub, santun, rukun dan menampakkan sifat-sifat mulim dan muslimah sejati. Sehingga kesan bahwa Islam rahmatal lil ‘alamin benar-benar terwujud dan terealisasikan. Dunia Kita (dihyamd.wordpress.com), mengucapkan minal ‘aa’idin wal fa’izin, Mohon maaf Lahir dan Bathin.

Memahami Konsep Sifat Dua Puluh

Dalam aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah ada konsep sifat 20 yang wajib bagi Allah. Konsep ini sangat populer dan harus diketahui oleh setiap orang Muslim. Akhir-akhir ini ada sebagian kelompok yang mempersoalkan sifat 20 tersebut dengan beberapa alasan, antara lain alasan tidak adanya teks dalam al-Qur’an dan hadits yang mewajibkan mengetahui sifat 20. Bahkan dalam hadits sendiri diterangkan bahwa nama-nama Allah (al-Asma’ al-Husna) jumlahnya justru 99. Dari sini muncul sebuah gugatan, mengapa sifat yang wajib bagi Allah yang harus diketahui itu hanya 20 saja, bukan 99 sebagaimana yang terdapat dalam al-Asma’ al-Husna? Sebagaimana yang sering dilontarkan oleh seorang tokoh Wahhabi di Radio lokal.
Para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah dalam menetapkan konsep sifat 20 tersebut sebenarnya berangkat dari kajian dan penelitian yang mendalam. Ada beberapa alasan ilmiah dan logis yang dikemukakan oleh para ulama tentang latar belakang konsep wajibnya mengetahui sifat 20 yang wajib bagi Allah, antara lain:
Pertama, setiap orang yang beriman harus meyakini bahwa Allah SWT wajib memiliki semua sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya. Ia harus meyakini bahwa Allah mustahil memiliki sifat kekurangan yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Ia harus meyakini pula bahwa Allah boleh melakukan atau meninggalkan segala sesuatu yang bersifat mungkin seperti menciptakan, mematikan, menghidupkan dan lain-lain. Demikian ini adalah keyakinan formal yang harus tertanam dengan kuat dalam hati sanubari setiap orang yang beriman.
Kedua, para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebenarnya tidak membatasi sifat-sifat kesempurnaan Allah dalam 20 sifat. Bahkan setiap sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan Allah, sudah barang tentu Allah wajib memiliki sifat tersebut, sehingga sifat-sifat Allah itu sebenarnya tidak terbatas pada 99 saja sebagaimana dikatakan al-Imam al-Hafizh al-Baihaqi:
وَقَوْلُهُ: « إِنَّ للهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اِسْمًا » لاَ يَنْفِيْ غَيْرَهَا ، وَإِنَّمَا أَرَادَ وَاللهُ أَعْلَمُ أَنَّ مَنْ أَحْصَى مِنْ أَسْماَءِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اِسْمًا دَخَلَ الْجَنَّةَ.

Sabda Nabi Saw: “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan Nama”, tidak menafikan nama-nama selainnya. Nabi Saw hanya bermaksud –wallahu a’lam-, bahwa barangsiapa yang memenuhi pesan-pesan sembilan puluh sembilan nama tersebut akan dijamin masuk surga. (al-Baihaqi, al-I’tiqad ‘ana Madzhab al-Salaf, hal. 14). Pernyataan al-Hafizh al-Baihaqi di atas bahwa nama-nama Allah SWT sebenarnya tidak terbatas dalam jumlah 99 didasarkan pada hadits shahih:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ … أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ بَصَرِيْ، وَجَلاَءَ حَزَنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.

Ibn Mas’ud berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya aku hamba-Mu… Aku memohon dengan perantara setiap Nama yang Engkau miliki, baik Engkau namakan Dzat-Mu dengan-Nya, atau Engkau turunkan nama itu dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhluk-Mu, dan atau hanya Engkau saja yang mengetahui-Nya secara ghaib, jadikanlah al-Qur’an sebagai taman hatiku, cahaya mataku, pelipur laraku dan penghapus dukaku.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Thabarani dan al-Hakim).
Ketiga, para ulama membagi sifat-sifat khabariyyah, yaitu sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits seperti yang terdapat dalam al-Asma’ al-Husna, terbagi menjadi dua. Pertama, Shifat al-Dzat, yaitu sifat-sifat yang ada pada Dzat Allah SWT, yang antara lain adalah sifat dua puluh. Dan kedua, Shifat al-Af’al, yaitu sifat-sifat yang sebenarnya adalah perbuatan Allah SWT, seperti sifat al-Razzaq, al-Mu’thi, al-Mani’, al-Muhyi, al-Mumit, al-Khaliq dan lain-lain. Perbedaan antara keduanya, Shifat al-Dzat merupakan sifat-sifat yang menjadi Syarth al-Uluhiyyah, yaitu syarat mutlak ketuhanan Allah, sehingga ketika Shifat al-Dzat itu wajib bagi Allah, maka kebalikan dari sifat tersebut adalah mustahil bagi Allah. Sebagai contoh, misalhnya ketika Allah SWT bersifat baqa’ (kekal), maka Allah SWT mustahil bersifat kebalikannya, yaitu fana’.
Dari sini para ulama menetapkan bahwa Shifat al-Dzat ini bersifat azal (tidak ada permulaan) dan baqa’ (tidak berakhiran) bagi Allah. Hal tersebut berbeda dengan Shifat al-Af’al. Ketika Allah memiliki salah satu di antara Shifat al-Af’al, maka kebalikan dari sifat tersebut tidak mustahil bagi Allah, seperti sifat al-Muhyi (Maha Menghidupkan) dan kebalikannya al-Mumit (Maha Mematikan), al-Dhar (Maha Memberi Bahaya) dan kebalikannya al-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat), al-Mu’thi (Maha Pemberi) dan kebalikannya al-Mani’ (Maha Pencegah) dan lain-lain. Di samping itu para ulama juga mengatakan bahwa Shifat al-Af’al itu baqa’ (tidak berakhiran) bagi Allah, namun tidak azal (ada permulaan).
Dari sini dapat kita memahami, kekeliruan pernyataan Nurcholis Madjid beberapa tahun yang lalu, bahwa untuk saat ini sifat Rahmah Allah mestinya lebih layak ditekankan untuk diketahui dari pada yang lain. Karena pernyataan ini berangkat dari ketidakpahaman Nurcholis terhadap konsep Shifat al-Dzat yang menjadi Syarth al-Uluhiyyah (syarat ketuhanan) dan Shifat al-Af’al yang bukan Syarth al-Uluhiyyah.
Keempat, dari sekian banyak Shifat al-Dzat yang ada, sifat dua puluh dianggap cukup dalam mengantarkan seorang Muslim pada keyakinan bahwa Allah memiliki segala sifat kesempurnaan dan Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Di samping substansi sebagian besar Shifat al-Dzat yang ada sudah ter-cover dalam sifat dua puluh tersebut yang ditetapkan berdasarkan dalil al-Qur’an, sunnah dan dalil ‘aqli.
Kelima, sifat dua puluh tersebut dianggap cukup dalam membentengi akidah seseorang dari pemahaman yang keliru tentang Allah SWT. Sebagaimana dimaklumi, aliran-aliran yang menyimpang dari faham Ahlussunnah Wal-Jama’ah seperti Mu’tazilah, Musyabbihah (kelompok yang menyerupakan Allah SWT dengan makhluk), Mujassimah (kelompok yang berpendapat bahwa Allah memiliki sifat-sifat makhluk), Karramiyah dan lain-lain menyifati Allah dengan sifat-sifat makhluk yang dapat menodai kemahasempurnaan dan kesucian Allah. Maka dengan memahami sifat wajib dua puluh tersebut, iman seseorang akan terbentengi dari keyakinan-keyakinan yang keliru tentang Allah. Misalnya ketika Mujassimah mengatakan bahwa Allah itu bertempat di Arsy, maka hal ini akan ditolak dengan salah satu sifat salbiyyah yang wajib bagi Allah, yaitu sifat qiyamuhu binafsihi (Allah wajib mandiri).
Ketika Musyabbihah mengatakan bahwa Allah memiliki organ tubuh seperti tangan, mata, kaki dan lain-lain yang dimiliki oleh makhluk, maka hal itu akan ditolak dengan sifat wajib Allah berupa mukhalafatuhu lil-hawadits (Allah wajib berbeda dengan hal-hal yang baru). Ketika Mu’tazilah mengatakan bahwa Allah Maha Kuasa tetapi tidak punya qudrat, Maha Mengetahui tetapi tidak punya ilmu, Maha Berkehendak tetapi tidak punya iradat dan lain-lain, maka hal itu akan ditolak dengan sifat-sifat ma’ani yang jumlahnya ada tujuh yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar dan kalam. Demikian pula dengan sifat-sifat yang lain. Wallahu a’lam.

Selasa, 21 September 2010

MAKAM DIRI MENUJU JALAN KESEMPURNAAN (INSAN KAMIL)

MAKAM DIRI

bertasbih DI MAKAM DIRI
Pada diri peribadi seorang manusia terdapat “tempat” yang disebut ” makam diri”. Tempat ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami, sebab apabila sebuah makam tersebut tidak pernah kita kunjungi atau tidak pernah kita perdulikan maka bencanalah yang akan melanda diri peribadi baik di dunia maupun di  akhirat.
Kita selalu berjiarah ke makam (kuburan) orang lain, sementara makam diri sendiri tidak pernah di jiarahi tentu naif jadinya. Makam orang lain kita buat bersih tanpa rumput sama sekali, namun disayangkan makam peribadi karena tidak pernah dijiarahi kondisinya penuh rumput belukar sehingga dipastikan bersemayam segala binatang melata yang berbisa, ironisnya.

Mengapa Demikian?
Iblis laknatulloh telah besumpah dihadapan Allah bahwa Dia tidak akan pernah tunduk kepada adam, bahkan saking antipatinya Iblis akan terus menggoda Adam dan anak cucu Adam dengan misi menyesatkan / menjerumuskan ke lembah nista dan menjadikan koloni sesat.

Dimanakah Mereka Bersemayam Dan Berkuasa?
Didalam wadah maksiat mereka bersemayam. Didalam wadah Amarah mereka bersemayam, Didalam wadah takabbur mereka bertengger, dan banyak lagi tempat mereka dapat membangun kerajaannya. Makanya jangan heran apabila pada diri peribadi seorang manusia akan terkandung sifat-sifat tercela yang mengotori jiwa seperti:
  • Hasad atau Iri hati
  • Haqad atau Dengki / benci
  • Suuzzan atau Prasangka buruk
  • Kibir atau Sombong
  • Ujub atau Merasa sempurna diri dari orang lain
  • Riya atau Mempamerkan kelebihan
  • Suma’ atau Cari-cari nama atau kemashuran
  • Bukhul atau Kikir
  • Hubbul mal atau Cinta kebendaan
  • Tafahur atau Membanggakan diri
  • Ghadab atau Pemarah
  • Qhibah atau Pengupat
  • Namimah atau Bicara ngelantur dibelakang orang
  • Kijib atau Dusta
  • Khianat atau Munafik
  • Dan sebagainya
Istana Iblis Dimana?
Subhanallah…Istananya adalah diri peribadi seorang manusia.

Lantas Masuk Iblis Melalui Apa?
Melalui mata mereka merasuk, melalui telinga mereka menusuk, melalui hidung mereka berjalan, melalui mulut mereka berkendaraan dengan kencangnya. Dan seterusnya segala lubang ditubuh seseorang jadi sarana masuknya iblis keistana.
  • Mulut jalan masuk memakai kendaraan dusta dan qhibah
  • Mata jalan masuk memakai kendaraan melihat yang haram
  • Telinga jalan masuk kendaraan biasa mendengar cerita kosong
  • Hidung jalan masuk kendaraan biasa menimbulkan rasa benci
  • Tangan jalan masuk kendaraan merusak
  • Kaki jalan masuk kendaraan biasa berjalan berbuat maksiat
  • Perut jalan masuk biasa diisi makanan haram
  • Kemaluan dan dubur jalan masuk syahwat juga berjina
Apabila iblis  sudah bersemayam didiri seseorang maka celakalah…!!! Mereka akan berkuasa terhadap segala tingkah laku seseorang sebagai Pilot.

Begitu Pentingkah Makam Itu Diketahui?
Lebih penting dari tidur, Lebih penting dari makan.

Mengapa Begitu Penting?
Apabila makam tersebut dijadikan istana oleh iblis sebagai tempat bersemayam maka hancurlah dan celakalah diri seseorang dari dunia sampai akhirat….Nauzubillah!!!
Adapun makam diri 7 (tujuh) peribadi  seorang manusia adalah:

1. Makam Qalbi
2. Makam Roh
3. Makam Sirri
4. Makam Khafi
5. Makam Akhfa
6. Makam Nafsun Natiqa
7. Makam Kullu Jasad

Ringkasnya sebagai berikut:

1. Makam Qalbi letaknya dua jari dibawah susu kiri, tepatnya berada pada Jantung jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan kemusrikan, kekafiran, ketahyulan dan sifat-sifat iblis dan inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Iman, Islam, tauhid, ma’rifah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

2. Makam Roh letaknya dua jari dibawah susu kanan, tepatnya berada pada Rabu jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Bahimiyah (Sifat biunatang jinak)  dan sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sabar tawakkal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

3. Makam Sirri letaknya dua jari diatas  susu kiri, tepatnya berada pada Paru-paru  jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Syabiyah (sifat binatang buas) yaitu  sifat pemarah, pendendam, dhalim dan aniaya. maka inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kasih sayang juga ramah tamah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

4. Makam Khafi letaknya dua jari diatas susu kanan, tepatnya berada pada Limpa jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan hjasad, dengki juga khianat dan sifat-sifat iblis yang tercela ini membawa kecelakaan dunia akhirat. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kebaikan dan sifat syukur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

5. Makam Akhfa letaknya ditengah dada, tepatnya berada pada empedu jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan ria, takabur, sombong, ujub, dan sama’ atau mempamerkan kebaikan diri. Sifat-sifat iblis inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah Ikhlas, khusyu’, tadarru tafakkur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

6. Makam Nafsun Natiqa letaknya diantara kening, tepatnya berada pada pikiran jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan nafsu amarah yang senantiasa mendorong orang untuk melakukan kejahatan tidak berperikamunisiaan, sifat ini juga selalu biang penghambat dalam meciptakan perbaikan masyarakat, juga sifat banyak hayalan dan panjang angan-angan. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sifat tentram dan pikiran tenang  pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.

7. Makam Kullu Jasad letaknya ada dua (1) di pusat (2) di ubun-ubun, tepatnya meliputi seluruh tubuh. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan gahflah atau sifat kejahilan, kebendaan, kelalaian atau alfa. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Ilmu dan amal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji tadi akan bertukar menjadi Pilot.

Dengan Apa Peribadi Seorang Membersihkan Makam Diri Yang Kotor…?

Sabda Rasulullah

 
 

Untuk membersihkan kotornya makam diri adalah dengan Dzikrullah, yaitu berzikir kepada Allah. Disini kita memakai pembersihnya dengan Asma’ Allah atau Nama Allah. dibaca: “Allah-Allah” pada setiap makam.

Allah SWT Berfirman Dalam Al Qur’an
Surat Al-Furqan-70:



1. Makam Qalbi: Zikir Allah-Allah sebanyak 5000 
2. Makam Roh: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
3. Makam Sirri: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
4. Makam Khafi: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000x
5. Makam Akhfa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
6. Makam Nafsun Natiqa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
7. Makam Kullu Jasad: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x

Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Asysyam ayat 7-10;

 

Maka, Zikir “Allah-Allah” tersebut kalau dijumlahkan keseluruhan menjadi 11.000 x (hatam besar) dan kalau mampunya hanya 5000x pada makam qalbi maka itu disebut hatam kecil.

Selama kotoran makam itu belum di bersihkan maka  IBLIS akan senantiasa menjadi PILOT dengan mengendarai seorang manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan tercela, sementara manusia itu sendiri sulit untuk berkelakuan terpuji karena jiwanya telah dirasuki oleh iblis.
Jangan heran apabila dimuka bumi ini kita melihat banyaknya kehancuran akibat tangan-tangan manusia. Semua itu dalangnya adalah iblis yang bersemayam dikerajaannya.

Apa Keuntungan Utama Melebihi Segalanya dari Bersihkan makam Diri Itu?
Kebersihan adalah sebagian dari pada iman, dan kebersihan itu pangkal kesehatan. Tentunya, kalau makam diri sudah bersih dan senantiasa dijaga kebersihannya maka prilaku seseorang itu akan sehat dan iman seseorang itu akan kokoh tidak berbuat sesuatu yang tercela.
Dengan seseorang memiliki perbuatan terpuji itu baik lahir maupun bathinnya tentulah permukaan bumi ini akan aman dan kehancuran akibat tangan manusia tadi tidak akan terjadi. Tidak akan saling mengahancurkan satu sama, dan masih banyak lagi cerita indah yang tidak cukup dilukiskan disini.
Dari semua itu, ada keuntungan utama melebihi semua yang saya sebutkan sebelumnya yaitu Sucinya “Makam Robbaniyah”. Dialah  implementasi Roh yang Suci dan paling halus yang disebut “Hakekat diri sebenarnya diri.”
Dialah induk dari semua makam. Dialah yang dapat mendekati Tuhan. Rasululloh bersabda:
“Di dalam tubuh anak adam ada segumpal daging apabila baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia itu adalah “Hati”
Oleh karena itu, dengan mendahulukan penelitian dan pengenalan diri sendiri akan menjadi kunci mengenal “Sang Maha Pencipta.” Mengenal Sang Maha Pencipta” itu adalah awal agama.

“Awaluddin Ma’rifatulloh: Awal Agama Mengenal Allah”

Bagaimana cara mengenal Allah?

Untuk mengenal Allah maka Kenal Dulu diri.

Rasululloh SAW bersabda:

DOA NURBUAT

Salah satu Doa yang memiliki banyak khasiat diturunkan Allah adalah Do’a Nurbuat (Nurul Nurbuwah), syarat utama mengamalkannya agar mutazab dengan berlaku ihklas. Menurut Riwayat, bahwa Rasulullah usai melaksanakan Sholat Subuh bersama para sahabat duduk di masjid. Kemudian datanglah malaikat Jibril seraya berkata: “Aku diutus oleh Allah membawa Do’a Nurbuat untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah).”



“Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allahumma dzisshulthanil azhiim. Wa dzil mannil qadim wa dzil wajhil kariim wa waliyyil kalimaatit tammaati wad da’awaati mustajaabati ‘aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi ‘ainil qudrati wannaazhirinna wa ‘ainil insi wal jinni wa in yakadul ladziinna kafaruu la yuzliquunaka bi-abshaarihim lamma sami’udz dzikra wa yaquuluuna innahu lamajnuun wa maa huwa illa dzikrul lil ‘aalamiina wa mustajaabu luqmanal hakiimi. wa waritsa sulaimaanu daawuda ‘alaihimas salaamu al waduudu dzul ‘arsyil majiidi thawwil ‘umrii wa shahhih ajsadii waqdhi haajatii wa aktsir amwaalii wa aulaadii wa habbib linnaasi ajma’in Watabaa ‘adil ‘adaa wata kullahaa min banii aadama ‘alaihis salaamu man kaana hayya wa yahiqqal qaulu ‘alalkaafiriina waqul jaa al haqqu wa zahaqalbaathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazzilu minal qur’aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu’miniina. Wa laa yaziidu zhaalimiina illaa khosaaron. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammmaa yashifuuna wa salaamun ‘alal murshaliina wal hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin.”

TERJEMAHAN MELAYU

“Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Allah yang mengabulkan do’a luqmanul hakim dan mewariskan sulaiman bin daud a.s. Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia, panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku , kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s., orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah : “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

Selain daripada doa nurun nubuwwah ia juga di kenali sebagai; doa nurbuwat atau doa nurbuat juga doa nurbuah dan doa nurbuwah, bergantung pada loghat mengikut suku kaum baik di Malaysia maupun di Indonesia. Doa Nurun Nubuwwah di katakan memiliki khasiat yang banyak sekali dan sangat menakjubkan terhadap siapa yang suka membaca dan mengamalkannya dengan ikhlas hati benar-benar kerana Allah. Dan di antara khasiat –khasiatnya adalah seperti berikut;

  1. Doa ini boleh di pergunakan untuk memohon kekayaan. Kepada orang yang berhajatkan kekayaan, doa ini hendaklah di baca 100 kali pada malam Jumaat. Tanamkan kunyit dalam tanah di suatu tempat sunyi. Banyaknya kunyit terpulang pada orang yang memohon kekayaan itu. Jika di kabulkan Allah, orang yang mengamalkan doa ini akan mendapat alamat apabila kunyit yang di tanam sudah bertukar menjadi emas. 
  2.  Jika di baca pada setiap lepas sembahyang lima waktu, apa yang kita hajati insya- Allah akan berhasil
  3. Jika ada raja yang ingin menjadi pendeta, maka dengan berkat doa ini insya-Allah akan tercapai.
  4. Demikian juga jika ada pendeta yang ingin menjadi wali Allah, dengan membaca doa ini insya-Allah mendapatnya. Dan jika ada jin yang ingin menjadi manusia, dengan berkat doa ini insya-Allah jadilah dia manusia. 
  5. Jika ada binatang yang cacat, dengan dibacakan padanya, insya-Allah binatang itu akan menjadi sempurna sifatnya. 
  6. Jika sesiapa membaca sekali ketika matahari hampir terbenam, Allah akan mengampuni segala dosanya. 
  7. Jika anda ada musuh bacakan doa ini, insya-Allah musuh akan menjadi sayang pada anda. 
  8. Jika tidak boleh membaca atau menghafalnya, tuliskan doa ini dan simpan dalam rumah, insya-Allah terselamat daripada sihir, ilmu hitam dan penyakit. 
  9. Apabila di letakkan pada tanaman, insya-Allah tanaman itu selamat daripada segala musuh 
  10. Apabila diletakkan pada tempat yang didiami syaitan, iblis, jin, hantu dan segala macam makhluk halus yang jahat, insya-Allah mereka semua akan pergi dari situ. 
  11. Jika ingin melihat sesuatu yang indah, bacakan 100 kali pada malam sabtu, insya- Allah anda akan diperlihatkan keajaiban. 
  12. Jika anda berperahu di laut dan membacakan doa ini, kemudian tiupkan ke laut, insya-Allah air laut akan menjadi tawar. 
  13. Jika dibaca pada malam minggu, insya-Allah anda akan awet muda. 
  14. Jika dibaca pada malam Isnin, Allah akan memberikan keselamatan. 
  15. Jika dibaca pada malam Selasa, anda akan menjadi kuat. 
  16. Jika dibaca pada malam Rabu, gigi menjadi teguh. 
  17. Jika dibaca pada malam Khamis akan memperelokkan wajah. 
  18. Jika dibaca pada binatang buas, insya-Allah ia akan tunduk. 
  19. Jika dibaca pada malam hari, seluruh malaikat akan turun dari langit memohonkan ampun untuk orang yang membacanya 
  20. Jika dibaca pada hari raya, maka apa yang dihajat akan segera berhasil 
  21. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan para nabi, bacakan 100 kali doa ini, kemudian tidur, insya-Allah akan bermimpi berjumpa dengan para nabi dan sesiapa memandangnya akan berasa kasih sayang. 
  22. Untuk menyembuhkan orang sakit, baca doa ini pada minyak. Sapukan minyak itu pada tempat yang sakit, insya-Allah akan sembuh. 
  23. Demikian juga, jika ada orang yang diganggu hantu, syaitan, jin, kerasukan, pengsan atau gila, bacakan pada minyak dan sapukan pada orang berkenaan. 
  24. Andainya anda ingin mendekati raja, orang berkedudukan tinggi atau orang ramai, baca doa ini setiap hari, insya-Allah semua akan kasihkan anda. 
  25. Jika ingin kuat berjalan, bacakan pada sirih bertemu urat, kemudian usapkan daun itu dari kepala sampai ke dua hujung kaki, insya-Allah anda akan kuat berjalan. 
  26. Jika anda dalam perjalanan dan ada tanda akan hujan, bacakan doa ini, insya- Allah tidak jadi hujan 
  27. Jika terjadi permusuhan, bacakan berulang kali, insya-Allah akan berhenti 
  28. Jika akan berangkat ke medan perang, bacakan doa ini, insya-Allah tidak di kejar musuh, sebaliknya musuh akan bercerai-berai sesama sendiri 
  29. Jika ada wanita yang sukar bersalin, bacakan doa ini pada air dalam mangkuk putih, minumkan air itu, insya-Allah bayinya akan cepat lahir 
  30. Jika ada orang sakit mata, bacakan doa ini dan hembuskan pada matanya, insya- Allah lekas sembuh. 
  31. Apabila ada orang digigit ular, kena bisa, racun atau penyakit lain, bacakan doa ini pada tempat yang luka atau tempat yang sakit, insya-Allah lekas sembuh. 
  32. Jika anda ingin bertemu raja jin, sucikan diri anda daripada najis dan hadas, bacakan doa ini 100 kali pada malam Jumaat di tempat yang suci dan sunyi. 
  33. Rasulullah bersabda:”Jika kamu ingin di muliakan orang lain, bacalah doa ini.” 
  34. Jika anda hendak melamar seseorang wanita, berpuasalah sehari dan jangan tidur pada malamnya. Bacakan doa ini terus-menerus di tempat sunyi. Insya-Allah lamaran anda diterima 
  35. Bilamana ada wanita bersalin yang sulit, maka bacalah doa ini pada pinggang atau mangkuk putih yang berisi air, kemudian airnya diminumkan, Insya’ Allah bayinya akan segera keluar tanpa kesulitan yang di derita oleh sang ibu.


Jumat, 20 Agustus 2010

Doa Rumeksa Ing Wengi

Ada kidung rumeksa ing wengi
Yang menjadikan kuat selamat dari semua penyakit
Terbebas dari segala petaka
Jin dan setan pun tidak mau
Segala jenis sihir tidak berani
Apalagi perbuatan jahat
Guna-guna tersingkir
Api menjadi air
Pencuri pun menjauh dariku
Segala bahaya akan lenyap

Semua penyakit pulang ke tempat asalnya
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih
Semua senjata tidak mengena, bagaikan kapuk jatuh di besi
Segenap racun menjadi tawar
Binatang buas menjadi jinak
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak

Kandangnya semua badak
Meski batu dan laut mengering
Pada akhirnya semua selamat
Sebab badannya selamat
Dikelilingi oleh bidadari
Yang dijaga oleh malaikat
Dan semua rasul
Dalam lindungan Tuhan
Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis
Ucapanku ialah Nabi Musa

Napasku Nabi Isa yang amat mulia
Nabi Ya’kub pendengaranku
Nanti Nabi Daud menjadi suaraku
Nabi Ibrahim menjadi nyawaku
Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku
Nabi Yusuf menjadi rupaku
Nabi Idris pada rambutku
Ali sebagai kulitku
Abu Bakar darahku
Dan Umar dagingku
Sedangkan Usman sebagai tulangku

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia
Siti Aminah sebagai kekuatan badanku
Nanti Nabi Ayub ada di dalam ususku
Nabi Nuh di dalam jantungku
Nabi Yunus di dalam ototku
Mataku ialah Nabi Muhammad
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa
Maka lengkaplah semua rasul
Yang menjadi satu badan

Sabtu, 07 Agustus 2010

Belajar Ma'rifat Demi Ketentraman Jiwa

* Telah tiba saatnya Intelektual Islam tampil : Islam membawa manfaat kemajuan dan kesejahteraan. Sebagai bangsa dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di Dunia, sudah selayaknya bangsa Indonesia maju ke depan dengan berlandaskan Islam menyumbangkan berbagai Inovasi dan Ilmu
Islam adalah Rahmat bagi Semesta Alam, Islam bertumpu pada dimensi Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Akhlak (Akhlaqul Karimah). Al Quran merupakan tuntunan beribadah dan tersembunyi didalamnya Teknologi serta Ilmu Pengetahuan yang sangat maju dan canggih yang selalu terdepan sepanjang jaman bagi siapapun yang mau menggalinya dan berusaha memahamimya sebagai jalan kehidupan.

Apa yang dituangkan Al Quran melahirkan berbagai pandangan untuk mencapai kesempurnaan, untuk memaksimalkan berbagai potensi dan kemampuan yang tersembunyi dalam Diri setiap Manusia, untuk menghadirkan harmoni dengan kecerdasan Intelektual dan kesalehan sosial yang mampu mengangkat peradaban masyarakat dunia dengan pendekatan kasih sayang menuju kemakmuran dan kesejahteraan "Gemah Ripah Loh Jinawi".

Perintah membaca dengan menyebut Nama Tuhan Allah, merupakan Inti dari proses pembelajaran, dengan Membaca Kita membuka Pengetahuan dan Cakrawala baru yang luas. Dengan selalu mengingat Allah dalam segala kegiatan dan apapun yang Kita lakukan, maka kehidupan berjalan dengan penuh arti dalam Pengabdian kepada Tuhan Allah dan Umat Manusia serta Keluarga.

Islam mendorong menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang membawa manfaat kemajuan dan kesejahteraan dengan berlandaskan akhlak yang mulia menuju keberhasilan dan kesuksesan, menuju masyarakat yang maju bermartabat, masyarakat yang cerdas, berbudipekerti luhur, menguasai Ilmu Pengetahuan, berdaya saing, unggul dan mulia.

* Semua itu diawali dengan mengenal Diri Pribadi, mengenal kelebihan dan kekurangan Kita, membangkitkan dan memaksimalkan kemampuan terdalam, memicu dan memotivasi Diri, melakukan proses pembelajaran, pelatihan, mengenal tantangan, berbagai masalah yang menghadang dan kesulitan serta cara untuk menanggulanginya, perjuangan dan usaha yang keras secara terus menerus berkelanjutan guna mencapai kesuksesan dan kesempurnaan.

Sesungguhnya di dalam diri manusia terdapat ruh yang berasal dari ruh Tuhan sesuai dengan ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang penciptaan manusia (“Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)”)>. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.
Dalam kondisi manusia modern seperti saat ini sering temui manusia yang mengalami hal ini terutama dalam agama Islam yang sering disebut zadhab atau kegilaan berlebihan terhadap Illa yang maha Agung atau Allah.
Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja, sehingga ketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam pikirannya hanya Allah, Allah, Allah dan Allah…. disekelilingnya tidak tampak manusia lain tapi hanya Allah yang berkehendak, Setiap Kejadian adalah maksud Allah terhadap Hamba ini…. dan inilah yang dibahayakan karena apabila tidak ada GURU yang Mursyid yang berpedoman pada AlQuran dan Hadits maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.Karena hamba ini akan gampang terpengaruh syaitan, semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggi juga Syaitan menjerumuskannya.
seperti contohnya Lia Eden dll… mereka adalah hamba yang ingin dekat dengan Allah tanpa pembimbing yang telah melewati masa ini, karena apabila telah melewati masa ini maka hamba tersebut harus turun agar bisa mengajarkan yang HAK kepada manusia lain seperti juga Rasullah pun telah melewati masa ini dan apabila manusia tidak mau turun tingkatan maka hamba ini akan menjadi seperti nabi Isa AS.Maka Nabi ISA diangkat Allah beserta jasadnya. Seperti juga Syekh Siti Jenar yang kematiannya menjadi kontroversi.Dalam masyarakat jawa kematian ini disebut “MUKSO” ruh beserta jasadnya diangkat Allah.

ada 4 unsur ilmu menuju mengenal Allah
-Syariat,Tarekat,Hakekat,Ma'rifat-

TAHAPAN MENUJU MANUSIA SEMPURNA

1. Membangkitkan Kekuatan Ruh, Mengenal Tuhan, Merasakan Allah, Mengalir2kan Energi Allah.

2. Takholi Buka Pintu

3. Takholi Pembersihan Diri

4. Melenyapkan Unsur Hewani yang Mengganggu

5. Mengisi dengan sifat2 Allah Asmaul Husnah

6. Terapi Quantum Imajineer

7. Mengukur Kedekatan dengan Allah.

8. Kepekaan Gerak

9. Kepekaan Rasa

10. Aku adalah 'Aku' - Konsep Wihdatus Syuhud

11. Terhubung dengan Allah.

12. Jalan Mencapai - Menjadi Manusia Sempurna.

1. Membangkitkan Kekuatan Ruh agar dapat Mengenal Tuhan

Bilamana Kita melihat ada Jejak Harimau di pasir pantai, maka Kita yakin bahwa ada Harimau yang melintas di pantai. Kalau Kita melihat alam semesta ini, maka Kitapun yakin bahwa pasti ada yang menciptakannya, Islam mengenal Allah SWT sebagai Sang Pencipta.

Untuk mengenal Tuhan, Kita harus mengenal Diri Kita sendiri terlebih dahulu, karena Allah menciptakan Alam Semesta ini untuk dinikmati sebagai tempat kehidupan Manusia ciptaan-NYA.

Pada QS. As Sajdah ayat 9 dijelaskan Manusia diciptakan oleh Allah dan merupakan bagian dari Allah, sehingga pada prinsipnya setiap Manusia terhubung ke Allah dan juga terhubung ke Manusia2 lainnya. Kalau Kita mampu memahami hal ini maka Kita tentu akan mengetahui untuk apa Manusia diciptakan dan dilahirkan ke muka Bumi ini dan bagaimana menggunakan kekuatan Tuhan yang ada dalam Diri Kita itu untuk kebaikan.
_

AMALAN PADA MALAM-MALAM LAILATUL QADAR

Berikut ini dapat diamalkan pada malam lailatul qadar (sebaiknya mulai tengah malam):

1. Sembahyang sunat wudu’.

2. Sembahyang sunat hajat , berdoa minta dipertemukan Allah dengan malam Lailatul Qadar.

3. Membaca al-Quran.

4. Istighfar:

ASTAGHFIRULLAAHAL’AZHIIMA WA ATUUBU ILAIHI

5. Zikrullah:

LAA ILAAHA ILLALLAAH(U) ;
LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADAN(R)-RASUULULLAAH(I);
ALLAAHU AKBAR

6. Bertasbih:

SUB-HAANALLAAHI WAL-HAMDULILLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL’ALIYYIL’AZHIIM(I);
SUB-HAANALLAAHI WA BIHAMDIHI SUB-HAANALLAAHIL’AZHIIM(I);
SUB-HAANA RABBIYAL A’LAA

SUB-HAANA RABBIYAL’AZHIIMI WA BIHAMDIH(I)

7. Salawat:

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD

8. Sembahyang sunat tahajjud.

9. Sembahyang sunat tasbih.

Orang yang bertemu dengan Lailatul Qadar dipercayai akan terus dingin badannya karena dihampiri oleh para malaikat (sebentar saja). Hendaklah segera membaca:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIM (UN) TUHIBBUL’AFWA FA’FU ‘ANNII

Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud: “Barangsiapa beribadat sesaat pada malam Qadar, kira-kira selama seorang penggembala memerah susu kambingnya, maka adalah lebih disukai Allah daripada berpuasa setahun penuh. Demi Allah yang telah mengutus daku dengan hak menjadi nabi, sesungguhnya membaca satu ayat dari al-Quran pada malam Qadar adalah lebih disukai Allah daripada mengkhatamkannya pada malam-malam yang lain.”

Dari Aisyah r.a bahwa dia mengatakan, aku bertanya: “Ya Rasulullah, kalau aku bertepatan dengan malam Qadar, maka apakah yang patut aku baca? Jawab Rasulullah s.a.w.: Ucapkanlah:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIM (UN) TUHIBBUL’AFWA FA’FU ‘ANNII

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf lagi Pemurah, yang suka memberi kemaafan, maka maafkanlah aku.”

Keutamaan Bulan Ramadhan

Abu Hurairah ra, di mana ia berkata : Rasulullah saw bersabda :

“Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya yaitu :
1. Bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi.

2. Malaikat memohonkan ampun bagi mereka sehingga mereka berbuka.

3. Pada bulan itu setan-setan yang jahat dibelenggu, maka pada bulan itu mereka tidak bebas sebagaimana pada bulan-bulan yang lain.

4. Setiap hari Allah menghias surga-Nya dan berfirman kepadanya : “Hamba-hamba-Ku yang shalih hampir dibebaskan dari beban dan gangguan dan mereka akan kembali kepadamu.

5. Pada akhir malam bulan Ramadhan, mereka diampuni. (Rasulullah saw) ditanya : “wahai Rasulullah, apakah malam itu lailatul qadar ?” Beliau menjawab : “Bukan, namun seorang pekerja itu upahnya dibayarkan bila ia telah selesai mengerjakan pekerjaannya.”

Dari Abu Hurairah ra, di mana ia berkata : Rasulullah saw menyampaikan berita gembira kepada para sahabatnya seraya bersabda :
“Bulan Ramadhan, bulan yang penuh barakah telah datang kepadamu. Allah mewajibkan atas kamu berpuasa padanya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan yang jahat dibelenggu. Dalam bulan itu ada lailatul qadar yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.”

Diriwayatkan dari Al-A’masy dari Khaitsamah, di mana ia berkata : “Para ulama mengatakan bahwa dari Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya, dari haji yang satu ke haji berikutnya, dari Jum’at yang satu ke Jum’at berikutnya, dan dari salat yang satu ke salat berikutnya adalah merupakan kaffarat (penebus dosa) selama dosa-dosa besar dijauhi.”

Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya apabila Ramadhan tiba, ia berkata : “Selamat datang bulan yang membersihkan kami.” Bulan itu seluruhnya baik, puasa pada siang harinya, salat malam pada malam harinya, dan shadaqah (infaq) pada bulan Ramadhan itu seperti shadaqah (infak) dalam perjuangan pada jalan Allah.”
Abu hurairah ra meriwayatkan salat malam pada bulan Ramadhan, karena iman dan mengharap ridha Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.”

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, di mana beliau bersabda :

“Allah SWT berfirman : “setiap kebaikan yang dikerjakan oleh manusia itu dilipatgandakan dari sepuluh sampai 700 kali kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Ia meninggalkan keinginan, makan dan minumnya karena Aku. Puasa itu adalah perisai. Bagi orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan, yaitu kegembiraan sewaktu berbuka, dan keembiraan sewaktu bertemu dengan Tuhannya, nanti pada hari kiamat.”

Rasulullah saw menyampaikan khutbah pada akhir bulan Sya’ban, di mana beliau bersabda :
“Wahai manusia, sesungguhnya bulan yang agung dan penuh barakah, bulan yang di dalamnya terdapat lailatul qadar yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan telah menaungi kamu sekalian. Suatu bulan, di mana Allah mewajibkan puasa pada siang harinya dan menjadikan salat pada malam harinya sebagai amalan sunah. Barang siapa yang mengerjakan perbuatan sunah atau perbuatan baik lainnya pada bulan itu, maka ia seolah-olah mengerjakan perbuatan fardhu pada selain bulan itu. Ramadhan adalah bulan sabar, dan sabar itu balasannya surga. Ia adalah bulan pertolongan dan bulan di mana pada saat itu rezeki orang mukmin bertambah. Barang siapa yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala memerdekakan budak dan mendapat ampunan atas dosa-dosanya.” Kami berkata : “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mempunyai makanan yang bisa dipakai untuk berbuka bagi orang yang berpuasa.” Beliau bersabda : “Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka kepada orang yang berpuasa meskipun hanya seteguk air susu, sebutir korma atau air minum. Barang siapa yang membuat kenyang orang yang berpuasa, maka ia mendapat ampunan atas dosa-dosanya dan Tuhannya akan memberinya minuman dari telaga, suatu minuman yang tidak akan pernah haus lagi sesudah meminumnya, sampai ia masuk surga, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu. Bulan Ramadhan permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan penghabisannya adalah pembebasan dari neraka. Dan barang siapa yang memperingan budaknya pada bulan itu, maka Allah memerdekakannya dari api neraka.”

Jumat, 06 Agustus 2010

Siapakah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ?

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad. Biaografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Imam Ibnu Rajab menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al Jailani lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga dengan Kailan. Sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.

Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’.

Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasehat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah itu tidak kuat menampungnya. Maka, diadakan perluasan.

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.

Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, “ kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”

Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. 1)

Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya.

Diantara perkataan Imam Ibnu Rajab ialah, “ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syeikh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri ( orang Mesir ) 2) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar ( kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk beregang dengannya, sehingga aku meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh ( dari agama dan akal ), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas.3) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi4) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”5)

Imam Ibnu Rajab juga berkata, “ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pendapat memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah .”

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “ Dia ( Allah ) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.” Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata “ Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ ( Allah berada diatas ‘arsyNya ) tanpa takwil ( menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsys.”6)

Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, “ Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali ( kekasih ) yang tidak berada di atas aqidah ( Imam ) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, “ Tidak pernah ada dan tidak akan ada.”7)

Perkataan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86. Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj Salaf.
Sam’ani berkata, “ Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.”

Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan bekiau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, “ Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan ( ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ).

Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi ”.

Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, “ Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah.8) Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.”9)

Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab.

Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah n, maka hal ini merupakan kekeliruan. Karena Rasulullah n adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun.

Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah ( perantara ) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yang meningal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,


Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya
Disamping ( menyembah ) Allah.
( QS. Al-Jin : 18 )

Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.

Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini.
Wallahu a’lam bishshawab.

1) Siyar A’lamin Nubala XX/442
2) Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani.
3) Seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya.
4) Nama lengkapnya ialah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al Adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’i. Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh Al Hafidz di dalam kitan Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452.
5) Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.
6) At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 515.
7) At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 516.
8) Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94.
9) At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.

Jumat, 23 Juli 2010

Keutamaan Malam Nishfu Sya'ban

Nisfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban, atau malam ke-15 bulan Sya’ban, tepat di bulan purnama. Kaum muslimin meyakini adanya fadhilah (keutamaan) khusus di malam ini, layaknya beberapa malam yang memang Allah istimewakan seperti malam Jum’at, lailatul qadr dan lain-lain.

Keutamaan khusus pada malam pertengahan (malam tanggal 15) bulan Sya’ban ini memang diceritakan dalam beberapa hadits. Bahkan, ada juga beberapa hadits yang menjelaskan amalan khusus berupa shalat tertentu di malam hari, puasa di siang hari serta beberapa wirid khusus.

Akan tetapi semua hadits yang mengatakan adanya amalan khusus di malam nisfu Sya’ban ini tidak ada yang selamat dari kritikan sanad. Padahal, kita tahu bahwa untuk mengamalkan sebuah syariat khusus diperlukan dalil yang valid berupa Al Qur`an, hadits shahih dan hasan. Sedangkan hadits dha’if tidak bisa diamalkan bila menyangkut adanya hukum baru dan bukan sekedar fadhilah amal.

Para ulama ahli hadits sendiri sudah memastikan tidak ada hadits yang bisa dipakai landasan beramal tentang shalat khusus di malam nishfu Sya’ban, semua hadits tentang itu sanadnya lemah atau bahkan palsu.

Beberapa komentar ulama hadits dalam masalah ini:

·Asy-Syaukani menyebutkan dua hadits khusus tentang shalat nishfu Sya’ban dalam kitabnya, Al-Fawa`id Al-Majmu’ah yaitu di nomor 105 dan 106. Lalu beliau berkata, ”Hadits tentang shalat nishfu Sya’ban itu batil.” Lalu dia menjelaskan bahwa yang batil adalah hadits tentang shalat khusus di malam itu, lain halnya dengan keutamaan malam nishfu Sya’ban itu sendiri yang dijelaskan oleh hadit-hadits lain. (lihat: Al-Fawa`id Al-Majmu’ah fii Ahaadits Al-Mawdhu’ah, juz 1 hal. 51).

·Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang shalat malam nishfu Sya’ban maka beliau menjawab, ”Apabila seseorang shalat sendirian atau berjamaah di masjid sebagaimana yang biasa diamalkan sebagian salaf maka itu lebih baik. Sedangkan shalat khusus berjamaah seperti halnya shalat seratus rakaat dengan membaca surah Al-Ikhlas seribu kali adalah bid’ah dan tak pernah dianjurkan seorangpun dari para imam.” (Majmu’ Al-Fatawa, juz 23, hal. 131). Lalu di halaman 134 dia menjelaskan bahwa semua hadits tentang shalat khusus di malam tertentu dengan cara tertentu termasuk di malam nishfu Sya’ban sanadnya palsu.

·Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah juga memastikan tak ada hadits yang shahih tentang shalat khusus di malam nisfhu Sya’ban. (Lihat: Al-Manar Al-Munif, hal. 98 pasal 22).

Ini berkenaan dengan shalat khusus di malam nishfu Sya’ban dengan cara dan bentuk tertentu. Lalu bagaimana dengan shalat biasa yang dilakukan di malam itu seperti halnya shalat tahajjud serta puasa di dalamnya?

Seperti dalam jawaban Ibnu Taimiyah diatas bahwa beliau menganggap itu boleh-boleh saja dilakukan, tapi bukan shalat khusus melainkan shalat malam biasa seperti halnya tahajjud. Apalagi ternyata memang malam nishfu Sya’ban ini benar mengandung keistimewaan tersendiri sebagaimana yang akan dijelaskan sebentar lagi.

Tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits dari Ali RA dan dianggap shahih oleh Ibnu Hibban, hadits itu adalah:

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِي سَبْرَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

“Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Sabrah memberitakan kepada kami, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdullah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka lakukan shalat malam padanya dan berpuasalah pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah turun ke langit dunia di dalamnya sampai matahari terbenam. Saat itu Allah berfirman, “Apakah ada yang akan meminta ampun? Pasti aku ampuni. Apakah ada yang minta rezki? Pasti aku beri. Apakah ada yang mendapat musibah? Pasti aku selamatkan dia…..dan seterusnya sampai terbit fajar.” (Sunan Ibnu Majah, no. 1388).

Padahal hadits ini sanadnya palsu, karena di dalamnya ada nama: Ibnu Abi Sabrah yang dituduh sebagai pemalsu hadits, maka semua hadits yang melalui jalurnya adalah palsu.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani mengomentari pribadi Abu Bakar bin Abdullah ini: ”Para ulama menuduhnya memalsukan hadits.” (Taqrib At-Tahdzib, juz 2 hal. 242, bab: Al-Kuna).

Akan tetapi ada satu hadits dari Mu’adz bin Jabal ra, yang menerangkan keutamaan malam nishfus Sya’ban secara umum, tapi tidak menerangkan adanya amalan khsusus. Hadits itu adalah riwayat dari Mu’adz bin Jabal ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

يطلع الله إلى خلقه في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

”Allah mengamati para makhluk-Nya di malam pertengahan bulan Sya’ban dan Dia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali yang musyrik dan orang yang memusuhi orang lain (tanpa alasan benar).”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra dan Ath-Thabarani dalam Al-Awsath. Hadits ini dianggap shahih oleh Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 1114).

Ada beberapa riwayat lain yang senada dengan sanad yang lemah tapi menguatkan sanad hadits di atas, antara lain dari Abu Musa Al-Asy’ari, Abu Bakr Ash-Shiddiq, Aisyah.

Masing-masing riwayat punya cacat ringan, tapi bisa saling menguatkan. sehingga hadits tersebut berstatus hasan lighairih. Bahkan Syekh Al-Albani juga memasukkan hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 1563.

Jadi, berpedoman kepada hadifts Mu’adz ini maka benar adanya keistimewaan khusus pada malam nishfu Sya’ban, sehingga hendaklah menggiatkan ibadah pada malam itu dengan shalat malam, banyak istighfar, berdoa, membaca Al-Qur`an dan lain sebagainya. Sedangkan puasa di siang harinya juga sunnah, bukan berdasarkan hadits yang lemah, melainkan hadits sunnahnya puasa tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan, serta hadits-hadits yang menganjurkan banyak puasa di bulan Sya’ban. Wallahu a’lam.

Untuk sementara ini yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri saya pribadi yang banyak kekurangan i

Minggu, 18 Juli 2010

ILMU KAMUKSAN

“Peksi Nala“
a. Sallahu allaihi wasallam;
Peksi Nala,
mulih he muliya,
he; Rengkulu, Saka Guru,
Sumuruping Kadratullah,
murub mumbul ing ngawang padhang,
haningali, hawang-hawang.
b. Awang dalem tinut dening iman;
Seg, padang teka padhang,
lah padhang, adoh katon cedhak,
katon byar padhang,
teka padhang,
Peksi Nala, wengakna lawang suwarga,
inepen lawang neraka.
c. Repp…. gregg….hiya iku Peksi Nala;
Kang misesa liyeping Karsa Mulya,
tan ana kerasa,
sampurna ing badane,
selamet sak parane,
teka sakajate! Amin, Amin, Amin!!!!
Bahasa Indonesia
a. Sallahu allaihi wasallama;
Peksi Nala,
Kembali…. hei…. kembalilah,
hei, Rengkulu, Matahari, Saka Guru,
yang meresap dikodratullah,
menyala dan membubung diangkasa cemerlang,
melihati langit dan angkasa.
b. Wahana-MU diturut oleh iman;
Seg, teranglah dan terang,
okh, terang, sekalipun jauh terlihat dekat,
kelihatan…. pyaar…. cemerlang terang,
sekonyong-konyong………. terang,
Peksi Nala, bukalah pintu surga ini,
tutuplah pintu neraka ini.
c. Repp…. gregg….yaitu Peksi Nala;
Yang misesa liyepnya Karsa Yang Mulia,
tiada terasa apa-apa,
sempurnalah dibadannya,
selamatlah kemana perginya,
sampailah segala niatnya! Amin, Amin, Amin!!!!
Makna bait-bait wirid di atas khusus bagi orang yang akan menuju keakhir kejadian, atau sewaktu kita hendak ajal! Karenanya, dilarang untuk bahan pembicaraan, menjaga kemurnian sastra tersebut, kalau memang diperlukan hanya dua kali di ucapkan untuk “menolong” orang-orang yang akan meninggal dunia, artinya hanya di peruntukkan dua orang pada hari itu bilama (di desa) tempat kita terdapat kematian!
Kalau wirid dibait-bait tersebut hanya dibaca saja tanpa pengertian yang mendalam samalah artinya kalau kita sewaktu meneriakkan slogan-slogan reklame; seyogyanya dihafal serta mengerti satu persatu apa dan dimana, surga, neraka dan akhirat serta bagaimana cara menyelaraskan wahana tersebut. Saya yakin apabila tidak disebar luaskan, maka Ilmu Kamuksan di atas akan lenyap bersama orang-orang Tua-tua yang mempunyai Ilmu itu atau Wirid Ilmu Khaq Sejati yang sempurna, dikarenakan uleh dua faktor:
Pertama, orang Tua-tua kita masih merahasiakan,
Kedua, dibawa oleh puputnya umur orang-orang tersebut!!!
Sungguh-sungguh akan berterimakasih para jiwa-jiwa yang meninggalkan badannya setelah mendapat “wisikan atau bisikan” bunyi ilmu tersebut, karena peribahasa memberikan tongkat orang yang akan tergelincir, atau memberikan obor orang yang sedang kegelapan!!!
Cara untuk mengamalkan ilmu tersebut (kepada siapa ilmu itu diberikan), terserah kepada para pembaca, kalau tidak dengan wajar sebagaimana Guru mengajar muridnya, (seyampang orang-orang selagi hidup) setidak-tidaknya “berikan ilmu” ini terhadap orang yang akan menemui ajal dengan cara membisikkan melalui telinga kirinya!!!
Dengan demikian mulai sekarang, dari pada kita dicekam rasa kecewa dibelakang hari, sebab pada alam Sakarotilma’oti tidak seorangpun akan dapat menolong kita, sekalipun dengan suatu “matram” yang dianggap ampuh!!!
Untuk lebih memudahkan dan meresapi dalam mengamalkan ilmu tersebut, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. “Peksi Nala” artinya : Peksi = burung, sedangkan Nala = hati (dari bahasa Kawi), jadi maksudnya hati laksana burung.
Sedangkan “Ilmu Kamuksan” berasal dari bahasa Kawi yang artinya : mati dengan disertai badannya, wadagnya atau jasadnya, hal-hal mana dulu banyak dilakukan para leluhur kita seperti para Raja-raja, Pandhita-pandhita pada zamanya!”.
“Rengkulu, Srengenge-srengenge (matahari), Soko Guru” artinya : Rengkulu = bantal, Srengenge-srengenge = sifat panas, Soko Guru = tiang rumah yang jumlahnya empat; kiasannya, hati manusia itu sadar-taksadar-selalu bersandar kepada empat nafsu yang selalu panas!”.
“Sumuruping Kodratullah” bahasa ini mempunyai dua makna : “sumuruping” atau dapat diartikan meresap atau telah mengetahui. Bila “sumurup” ini disamakan dengan “surup” akan menjadi “kesurupan” artinya dimasuki; jadi yang tepat adalah “meresapi”, jelasnya semua pekertinya bathin yang berpangkal dari “hati” itu, benar-benar diresapi oleh kodratnya Allah atau hati adalah benar-benar bekerja atas kuasanya Allah! Ingat bahwa semua yang lahir maupun yang bathin adalah kehendak dan af’al-Nya!.
b. Yang terpenting dalam pengamalan Peksi Nala sewaktu “mendobrak” pintu surga dan neraka, selanjutnya surga dan neraka adalah “jodohnya” atau dapat diganti dengan sebutan : senang atau susah, sehat dan sakit adalah satu rasa yang dirasakan oleh hati, di dalam dalil Qur’an diterangkan bahwa azab neraka berpangkal dari tiga pintu, tetapi pintu-pintu yang sebenarnya berjumlah tujuh!.
Uraian-uraian selanjutnya sejajar dengan Wirid Hidayat Jati. Inilah hakekatnya dari pada Roh dan Hati Surga dan Neraka :
1. HATI PU’AT : ialah jantung, pintunya di puser, rohnya disebut Rohullah; Surganya dinamakan Jannatul Na’iem, maksudnya lebih nikmat, buktinya tidur pulas. Nerakanya Jahanam, artinya lebih panas, buktinya lapar dan sakit perut!
2. HATI MUZARAT : YAITU Syulbi, pintunya di zakar, rohnya Roh Qudus, Surganya Jannatul Adnin, maksudnya lebih elok, buktinya keluar mani, Nerakanya Zakinn, artinya lebih dingin, buktinya waktu mandi zinabat, atau kencing!
3. HATI TAWAJUH : yaitu perut, pintunya di anus (zubur), rohnya Roh Syirikul’alam, Surganya Jannatul Thawwab, maksudnya puas, buktinya kentut dan berak; Nerakanya disebut Wailun maksudnya lebih sakit, buktinya waktu sakit berak dan berak darah!
4. HATI SALIM : yaitu ginjal, pintunya di hidung, nafsunya Mutmainah; warnanya putih, kerjanya mencium, membau, rohnya Roh Ruhkani; Surganya Jannatul Firdaus, artinya lebih lama, buktinya keluar masuhnya nafas; Nerakanya disebut Asfala’safilien, maksudnya sesak nafas, tandanya sakit mengi (sesak nafas)!
5. HATI SANUBARI : yaitu limpa, pintunya di mata, nafsunya Sufiyah, warnanya kuning, pekernya melihat, rohnya Roh Rabani; Surganya Jannatul Syamsi, artinya lebih terang, buktinya mengetahui segala yang ada; Nerakanya Syahhir, artinya gelap, nyatanya sakit lamur atau buta!
6. HATI MAKNAWI : yaitu empedu, pintunya di telinga, nafsunya Amarah, warnanya merah, rohnya Roh …. (?); Surganya Jannatul Ma’oti, artinya lebih elok, buktinya perpaduannya suara; Nerakanya Laliem, maksudnya pepet, nyatanya sakit telinga atau tuli!
7. HATI SAWADI : yaitu usus, pintunya mulut, nafsunya Aluamah, rupanya hitam, pekertinga bicara, rohnya Roh Ilafi, Surganya Jannatul Syukhri, artinya lebih suka, nyatanya tertawa; Nerakanya Sukhra, maksudnya risi, nyatanya waktu menangis!
Makna sebenarnya dari Ilmu Kamuksan diatas terletak bulat-bulat pada kesempurnaan badaniah yang mengharuskan kesehatan disamping latihan bathin yang khusus bagi kebatinan! Apakah hanya dengan membaca wirid Ilmu Kamuksan tersebut akan otomatis begitu saja setelah ajal kita sampai, kemudian badan dan jiwa sempurna dan lenyap? Syukurlah kalau wirid diatas tanpa dipelajari dan tanpa syarat-syarat apapun dapat menyempurnakan pati dan hidup kita! Kalau jawabannya “belum” percumalah, walaupun bagaimana keampuhan wirid-wirid tersebut tetap tidak akan dapat menolong! Sesuai falsafah Jawa, asal kita dapat melatih Semedi pada jam-jam tertentu dengan melatih juga “mengembalikan” kondisi aslinya indriya-indriya tersebut misalkan : kembalikan suara, artinya melatih tidak mendengar sesuatu, kembalikan bau artinya hidung berhenti dulu tidak membau dan sebagainya; bukan berarti seperti zaman yang sudah-sudah kita diharuskan mengembalikan “suara kepada yang punya suara”, dalam pemikiran timbul gugatan “Siapa yang punya suara”?
Menurut Wirid Hidayat Jati “Iradatnya Dat” dalan bahasa Indosnesia-nya kurang lebih sebagai berikut : ………. karena sebenar-benarnya yang menjadi larangan atau pantangan dari para ulah Ilmu Kasampurnan itu hanya terletak pada “nafsu”. Kalau dapat mengikis (mengurangi) biasanya timbul hati yang awas dan ingat (awas lan emut, Jawa).
Karena benar-benar bahwa kita hidup melulu pengemban rasa dengan keterangan-keterangan Hidayat Jati tersebut benar dan nyata bahwa surga dan neraka yang berpintu tujuh dari poko asalnya (salurannya) berpintu tiga bukan di “sana-sana” tetapi disilah, dibadan kita yang keselurahannya minta perhatian khusus, agar tidak nyeleweng yang dapat menimbulkan rasa-rasa yang kita inginkan! Sesungguhnya memang Peksi Nala-lah yang dapat mempengaruhi, misesa, memerintah atau mengendalikan semua hasrat-hasrat lahir bathin; karenanya benar-benar sukses atau tercapai segala tujuan, hanya terletah pada hati!.
Harap diingat bahwa wirid tersebut sekali lagi hanya dapat “MERINGANKAN” jalannya Roh waktu meninggalkan badan sewaktu ajal, agar tidak terperosok ke alam penasaran, lebih-lebih kalau mulai sekarang kita amalkan dan hayati sesuai petunjuk Guru masing-masing, insya’allah ajal kita menuju sempurna, kembali ke asal awalnya “DARI TIADA RASA KE TIADA RASA”!! Amin, Amin, Amin.
Sumber buku Wedaran Wirid III, Ki R.S. Yoedi Parto Yoewono.

Syair Sinar Gemala Mustika Alam

Berikut ini adalah nukilan karya Raja Ali Haji, Syair Sinar Gemala Mustika Alam (Matthba’at Al Riauwiyah, Pulau Penyengat, 1313 Sanah Hijriyah) yang biasa dibacakan setelah karya Ja’far Al-Barjanz di Kerajaan Riau-Lingga mulai sepuluh tahun terakhir abad ke-19 dan dua puluh tahun awal abad ke-20 :

Bismillahi permulaan kalam
Alhamdulillah Tuhan seru alam
Selawatkan Nabi sayidil anam
Serta keluarganya sahabat yang ikram

Wa ba’duhu kemudian daripada itu
Faqir mengarang syair suatu
Kepada Allah mintak perbantu
Menyudahkan Maulud Nabi yang ratu

Nabi Muhammad Rasul yang mulia
Ialah penghulu segala dunia
Barang siapa berimankan dia
Dunia akhirat mendapat bahagia

Bangsanya Quraisy yang utama
Ayahandanya Abdullah bernama
Bundanya Aminah nama selama
Binti Abdul Wahab yang seksama

Masa dia mengandung Nabi Allah
Tiada berat tiadalah lelah
Di dalam Mekkah syarafatullah
Beberapa tanda kemuliaan terjumlah

Tatkala bundanya mengandungnya
Ringan dan senang tiada sakitnya
Pada suatu masa waktunya
Antara jaga dengan tidurnya

Datanglah malaikat memberi kabar
Kepada bundanya Aminah muktabar
Engkau ini buntingkan sayidil basyar
Nabi yang mulia yang amat besar

Tatkala hampir akan bulannya
Datanglah malaikat mengajarnya
Beberapa jampi dengan serapahnya
Memeliharakan dari kejahatan seterunya

Pada awal bulan pertama
Bermimpilah Aminah perempuan utama
Nabi-Allah Adam datang menjelma
Berkatalah ia bersama-sama

Katanya hai Aminah yang mulia
Engkau buntingkan penghulu dunia
Beranakkan dia tiada sia-sia
Dunia kahirat mendapat bahagia

Bulan kedua bermimpilah serta
Nabi-Allah Idris memberi berita
Kepada Aminah ia berkata
Engkau buntingkan junjungan mahkota

Bulan ketiga dikata orang
Nabi-Allah Nuh datang seorang
Berkhabarlah ia dengan yang terang
Nabi dibuntingkan fatah berperang

Bulan yang keempat tahun al-Fil
Datanglah kepadanya Ibrahim Al-Khalil
Berkhabar kepadanya sir dan qalil
Engkau buntingkan Nabi yang jalil

Bulan kelima khabar yang tentu
Nabi-Allah Ismail datang begitu
Berkhabar juga demikian itu
Akan kelebihan Nabi yang ratu

Apabila sampai bulan yang enam
Nabi-Allah Musa ‘alaihissalam
Datang berkhabar di dalam malam
Kelebihan Nabi sayidil anam

Bulan yang ketujuh pula dikata
Nabi-Allah Daud datanglah serta
Kepada Aminah memberi warta
Kelebihan Nabi alam semesta

Bulan keselapan Nabi Sulaiman
Datang dengan kesukaan iman
Memberi khabar yang keterangan
Buntingkan Nabi akhirul zaman

Bulan sembilan tidak selisih
Datang kepadanya Isa al-Masih
Ia berkata hai kekasih
Engkau buntingkan Nabi yang fasih

Segala Nabi yang tersebut itu
Memberilah ia khabar yang tentu
Apabila diperanakkan matahari perbantu
Namakan Muhammad demikian itu
Allahumma shalli wa sallim ‘alaihi

(Matthba’at Al Riauwiyah, Pulau Penyengat, 1313 Sanah Hijriyah)