Kamis, 12 Januari 2012

Mas kahwin Fatimah

Ketika Allah memerintahkan Rasulullah untuk mencarikan suami bagi anaknya, Rasulullah memanggil semua sahabatnya tanpa sebarang diskriminasi.

“Allah memerintahkan aku untuk memberitahu kamu bahawa sesiapa yang mampu membaca seluruh Al-Qur’an pada malam, ini boleh menikahi puteriku, Fatimah, jika dia menerimanya,” kata Rasulullah.

Malam itu, semua sahabat berusaha menyelesaikan seluruh bacaan Qur’an, kecuali Ali bin Abi Talib yang pulang ke rumah untuk tidur. Ketika Bilal mengumandangkan azan subuh, semua orang berkumpul di masjid termasuk Rasulullah saw.

Ketika Nabi menanyakan siapa yang sudah menyelesaikannya, tidak seorangpun menjawabnya, kerana amat susah menamatkan 30 juz dalam waktu 7-8 jam saja. Namun Ali bin Abi Talib berkata, “Ya Rasulullah saw, aku telah menamatkan seluruh Al-Quran semalam.”

Sahabat-sahabat yang lain melihat ke arah Ali dengan hairan. “Bagaimana kamu menyelesaikannya? Bukankah kamu tidur semalaman,” tanya salah seorang dari mereka.

“Tidak, aku memang menyelesaikannya,” Ali menjawab.

“Siapa saksimu, Ali?” soal Rasulullah saw.

“Allah adalah saksiku dan engkau, ya Nabi saw adalah juga saksiku,” Ali menjawab ringkas.

“Aku membaca ‘Laa ilaha ill Allah, Muhammad Rasulullah’ sebanyak 3 kali, Astaghfirullah (70 kali), Surah Al Fatihah (1 kali), Surah Al Ikhlas (3 kali), Surah Al Falaq (1 kali), Surah An Naas (1 kali), Laa ilaha ill Allah (10 kali), dan Selawat Nabi ‘Allahumma solli alaa Muhammadin wa alaa ali muhamaddin wa salim’ sebanyak 10 kali,” Ali menyambung.

“Sebagaimana Allah memberi kesaksian, aku juga memberi kesaksian bahwa Ali telah menyelesaikan seluruh bacaan Qur’an. Jika kamu membaca seperti apa yang dibaca oleh Ali, sama seperti dia membaca 30 juzuk Al Qur’an,” kata Rasulullah saw.

“Fatimah, apakah engkau menerima Ali sebagai suamimu?” Rasulullah saw. bertanya pada puterinya.

“Dengan satu syarat,” Fatimah menjawab.

Semua sahabat mulai memandang pada Ali, Fatimah dan kemudian kepada Nabi. Ketika Nabi saw berfikir mengapa Fatimah mengajukan syarat itu, malaikat Jibril turun dan berkata pada beliau, “Wahai Nabi, jangan tergesa-gesa mengambil keputusan, Allah Yang mengatakan padamu untuk menanyakan syarat apa yang ingin dia ajukan.”

“Apa syaratmu, Fatimah ?” tanya Rasulullah saw.

“Syarat itu bukan untuk Ali, tapi dari diriku sendiri. Jika ini dipenuhi, maka aku menerimanya. Jika tidak, aku menolak untuk menikah dengan Ali” jawab Fatimah.

Kemudian Jibril mengingatkan Rasulullah saw. akan pesan Allah untuk menanyakan apa syarat yang diinginkannya.

“Sekarang dengarkan apa yang Allah letakkan pada hati Fatimah, sebagai manfaat dan darjat para wanita dalam kerohanian, ” kata Jibril

“Apa syaratmu, Fatimah?” sekali lagi Nabi bertanya

“Aku selalu mendengarmu berdoa bagi umatmu siang dan malam. Engkau mengatakan Ya Allah, izinkan aku memimpin umatku untuk-Mu! Ampuni mereka ! Sucikan mereka! Angkatlah semua dosa-dosa, kesulitan dan beban-beban mereka!” jawab Fatimah,

“Aku mendengarmu ya Rasulullah, dan melihat bagaimana engkau menderita demi umatmu. Dari apa yang engkau tuturkan, aku tahu bahwa ketika wafat, dalam kubur, dan kiamat nanti engkau akan selalu menyebut, Umatku..Umatku ! Pada Allah. sebagaimana cintamu pada umatmu seperti itu juga yang ada dalam hatiku. Aku ingin seluruh umatmu sebagai mas kahwinku. Jika engkau menerimanya, aku bersedia menikah dengan Ali,” sambung Fatimah sebagai menyatakan keinginannya.

Apa yang diminta oleh Fatimah adalah seluruh umat Nabi, semua tanpa terkecuali sebagai mas kahwinnya. Oleh itu kerana ia tidak terletak ditangannya, Rasulullah perlu menunggu kedatangan Malaikat Jibril yang lama tidak juga menampakkan dirinya.

“Allah menyampaikan Assalamu'alaikum kepadamu dan menerima permintaan Fatimah. Allah swt menganugerahan apa yang dimintanya sebagai mas kahwin untuk bernikah dengan Ali,” kata Jibril ketika dia datang.

Segera Nabi berdiri dan mengerjakan solat 2 rakaat sebagai rasa syukur pada Allah swt. Fatimah ternyata mementingkan pengorbanannya bagi umat Nabi saw. Tidak seorang umat pun yang akan berada diluar mas kahwin Fatimah, kerana jika Allah menarik satu umat dari mas kahwin itu, maka pernikahannya dengan Ali dianggap tidak sah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar